Satu setengah
tahun yang lalu diriku bertemu dengan dirinya. Awalnya saya belum
tertarik dengan dirinya, mungkin karena dia masih menjadi milik orang
lain. Setelah 1 bulan mengenal dirinya diriku terpaksa harus sering
berpergian bersama dia. Awalnya rasanya canggung selalu bersama dirinya,
memang dia bukan wanita yang banyak meminta atau mengeluh. Butuh waktu
berbulan-bulan untuk saya bisa merasa nyaman dan tidak canggung bersama
dirinya.
Butuh waktu cukup lama untuk mengerti dia, karena saya tidak mengerti apa-apa tentang wanita. Saya sering berkonsultasi kepada beberapa teman untuk bisa lebih mengenal dia, lama kelamaan akhirnya saya barusadar kalau pintu hati saya mulai terbuka dan mempersilakan dia untuk masuk. Biarpunsaya beberapa kali lalai sehingga membuatnya terluka, tetapi dia selalubersabar.
Disaat bersama dengan dia saya selalu berusaha memberikan hal yang terbaik buat dia. Terkadang saya juga malas untuk meluangkan waktu sejenak untuk memerhatikan kebutuhan dia. Tetapi satu hal dia adalah wanita perkasa yang bisa melakukan hal yang menurut saya tidak mungkin bisadilakukan oleh wanita lain. Dia selalu siap ketika saya membutuhkan bantuannya,dia selalu ada disaat saya susah maupun senang.
Sekitar 7 bulan yang lalu akhirnya saya dan dia melanjutkan hubungan yang lebih serius, biarpun dirinya belum menjadi miliku sepenuhnya. Dia memang bukan wanita idaman saya yang dulunya saya inginkan. Alasansaya memilih dia bukan karena penampilan atau fisik dia, tetapi apakah dirinya bisa saya jadikan orang yang penting dalam hidupku kedepannya. Terkadang saya sering merasa iri melihat tipe wanita idaman saya dengan orang lain, but again that doesn’t matter now. Karena saya memiliki dia, dan saya yakin belum tentu wanita lain bisa seperti dia.
Menurut saya wanita idaman itu bukan the perfec twomen. Karena menemukan wanita idaman saya itu hampir mustahil, kalaupun ketemu belum tentu dia menyukai atau cocok dengan saya. Bagaikan memilih cincin, biarpun seberapabagus kalau tidak cocok / pas dijari buat apa dipaksakan? For me the perfect women is like find someone that complete each other, not the one that I want.
Tetapi wanita yang saya temui satu setengah tahun yang lalu bukanlah cerita sebenarnya dalam hidupku. She do exist but not “Real”. Akhir kata saya cuma bisa mengatakan terima kasih kepada dia,thanks Hugo for everything....
Butuh waktu cukup lama untuk mengerti dia, karena saya tidak mengerti apa-apa tentang wanita. Saya sering berkonsultasi kepada beberapa teman untuk bisa lebih mengenal dia, lama kelamaan akhirnya saya barusadar kalau pintu hati saya mulai terbuka dan mempersilakan dia untuk masuk. Biarpunsaya beberapa kali lalai sehingga membuatnya terluka, tetapi dia selalubersabar.
Disaat bersama dengan dia saya selalu berusaha memberikan hal yang terbaik buat dia. Terkadang saya juga malas untuk meluangkan waktu sejenak untuk memerhatikan kebutuhan dia. Tetapi satu hal dia adalah wanita perkasa yang bisa melakukan hal yang menurut saya tidak mungkin bisadilakukan oleh wanita lain. Dia selalu siap ketika saya membutuhkan bantuannya,dia selalu ada disaat saya susah maupun senang.
Sekitar 7 bulan yang lalu akhirnya saya dan dia melanjutkan hubungan yang lebih serius, biarpun dirinya belum menjadi miliku sepenuhnya. Dia memang bukan wanita idaman saya yang dulunya saya inginkan. Alasansaya memilih dia bukan karena penampilan atau fisik dia, tetapi apakah dirinya bisa saya jadikan orang yang penting dalam hidupku kedepannya. Terkadang saya sering merasa iri melihat tipe wanita idaman saya dengan orang lain, but again that doesn’t matter now. Karena saya memiliki dia, dan saya yakin belum tentu wanita lain bisa seperti dia.
Menurut saya wanita idaman itu bukan the perfec twomen. Karena menemukan wanita idaman saya itu hampir mustahil, kalaupun ketemu belum tentu dia menyukai atau cocok dengan saya. Bagaikan memilih cincin, biarpun seberapabagus kalau tidak cocok / pas dijari buat apa dipaksakan? For me the perfect women is like find someone that complete each other, not the one that I want.
Tetapi wanita yang saya temui satu setengah tahun yang lalu bukanlah cerita sebenarnya dalam hidupku. She do exist but not “Real”. Akhir kata saya cuma bisa mengatakan terima kasih kepada dia,thanks Hugo for everything....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar